Senin, 11 November 2019

KESALAHAN CINTAKU


KESALAHAN CINTAKU
Kisah Sebuah persahabatan yang dimulai sejak mereka berusia 2 tahun, akan tetapi mereka tidak pernah mengetahui nama nya masing masing,, satu orang perempuan dan satu orang laki2 saling menyayangi satu sama lain, karna sayang mereka pun tidak pernah menyebut nama dan mereka hanya memanggil ade dan kaka.
            Mona adalah seorang gadis yang selalu menyayangi sahabatnya Evan, begitu pun Evan,, ia selalu menyayangi Mona,, Bahkan ia rela berkorban demi Mona, Pada saat itu Evan tidak mengetahui nama Mona,, karena ia selalu memanggil Mona dengan sebutan ade,, begitu pun Mona yang selalu memanggil Evan kaka,,
            Begitu dekatnya mereka sampai mereka saling berkorban satusama lain, dan persahabatan mereka tidak pernah terpecah hingga mereka berusia 5 tahun,, tappi persahabatan mereka terpisah karena kehendak orang tua.
            Pada saat mereka berusia 6 tahun, Evan harus pergi bersama orang tua nya karena ayahnya mendapat tugas di luar negri, dan Evan harus sekolah di luar negri juga, dengan berat hati evan harus meninggalkan Mona, Mona juga harus merelakan kepergian Evan untuk masa depan Evan, tappi pada saat itu Evan berjanji bila ia kembali nanti, iia pasti menemui Mona dan berjanji akan mempersunting Mona
            Bertahun-tahun evan pergi namun tidak pernah mengabari Mona, Hingga Mona harus selalu murung menantikan kehadiran sahabatnya itu, dan bahkan ia bertekat untuk tidak pernah mempunyai pacar karna ia akan selalu menanti Evan,,
            13 tahun sudah lamanya Evan meninggalkan Mona, saat ini usianya sudah 19 tahun tapi Mona tetap pada pendirianya yang tidak mau punya pacar sebelum dia bertemu dengan Evan,, namun pada suatu hari Evan tengah pulang dari luarnegri, dan kini dia kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliahnya di Kampus yang sama dengan kampus Mona,, karna waktu terlalu lama tidak mempertemukan mereka, mereka pun tidak saling mengenali karena selain usianya yang bertambah wajah merekapun sudah tampak berbeda. Selain itu mereka pun tidak mengetahuinya karena pada masa kecilnya mereka tidak pernah tau namanya.
Tanpa sadar Mona dan Evan pun tinggal satu kelas.
            Selama 13 tahun semuanya telah berubah, Mona yang selalu ceria menjadi gadis yang suka murung seakan ia menanti sesuatu yang tak pasti. Namun berbeda dengan Evan,, Evan yang mulanya penyayang dan suka menghargai perasaan orang lain, kini menjadi lain. Kini Evan telah menjadi seorang playboy yang suka memainkan perasaan wanita
Suatu hari Evan dengan teman-temannya mengadakan sebuah taruhan, pada saat itu mereka menggunakan Mona untuk menjadikan bahan taruhannya, karna mereka fikir Mona tidak akan menerima Evan dengan alasan Mona tidak akan pernah berpacaran sebelum ia tau kepastian dari sahabatnya itu. Ketika itu Evan pun mencoba menyatakan cintanya pada Mona, namun Mona menolak Evan. Karna ia takut kalah taruhan dengan teman-temanya, Evan pun mencoba membujuk Mona hingga pada  akhirnya Mona menerima Cinta nya, mereka pun menjalankan hubungan mereka sebagaimana mestinya.
Pada awalnya Mona selalu bersikap dingin pada Evan karna Mona tidak pernah menyukai Evan. Namun pada akhirnya sedikit demi sedikit Mona mulai menyayangi Evan dan sudah mulai melupakan sahabatnya yg pergi tanpa kabar. Dan dia telah bahagia bersama Evan. Lama sudah mereka menjalani hubungan itu, dan Mona berniat untuk lebih sungguh-sungguh lagi dalam menjalani hubungan dengan Evan. Setelah cukup lama mereka menjalani hubungan itu, Evan menagih janji teman-temannya atas taruhannya, saat itu Mona di pertaruhkan dengan Motor ninja warna merah, Pada saat Evan bercakap dengan teman2nya, tanpa sengaja Mona mendengar percakapan Evan dan teman-teman nya,mona pun tersentak kaget saat dia tau kalau Evan manjadikan dirinya sebagai bahan taruhan. Betapa marahnya dia saat dia tau kalau Evan telah mempermainkan cintanya, Mona pun berlari pulang ke rumahnya lalu dia pun membaringkan badannya di atas kasur ber sprai hijau sambil menangis karna sakit hati. Semua yang ia berikan kepada Evan terhitung sia-sia, mulai dari cinta kasih sayang, bahkan ia pun mau berpacaran dengannya walau ia masih menunggu kehadiran sahabat kecilnya. Mona sangat menyesali semua yang terjadi, dan semua yg telah ia jalani bersama Evan.
Sekian lama ia terpuruk karna kejadian itu, dan sudah 2 minggu ini dia mengurung diri dikamar, dan dia tidak pergi ke kampus, karna dirinya masih sakit hati oleh perbuatan Evan. Dan bila ia bertemu dengan Evan dan melihat wajah Evan hatinya akan sakit. Tapi ia tidak pernah melampiaskan amarah nya itu kepada Evan. Bahkan Evan bertanya Tanya kemana selama ini Mona pergi, karna ia tidak pernah melihat Mona di sekitar kampusnya.
Sekian lama ia mengetahui itu, ia pun jatuh sakit karena terlalu memikirkan hal yang terjadi dalam kehidupanya dengan evan. Disisi lain evan mulai teringat kembali dengan sosok sahabat masa kecilnya ia pun berniat untuk menemuinya. Tak lama kemudian ia mencari dimana rumah sahabatnya itu ia berharap sahabatnya masi berada di rumahnya yang dulu. Sebelumnya Evan berniat untuk menengok mona akan tetapi ia ingin menemui sahabatnya itu.
Evan pun pergi dan mencari dimana letak rumahnya itu meski dia sedikit bingung dengan keberadaan rumahnya itu sudah hampir 2 jam Evan mencari cari pada akhirnya ia menemukan rumah tersebut dan tak jauh seperti yang dulu. Evanpun mengetuk pintu rumah tersebut dan mama Mona membuka pintu dengan muka heran karena tidak mengetahui bahwa itu Evan kemudian Evan pun menyapa mamanya Mona dengan sebutan tante dan Evan pun menanyakan Mona dengan sebutan Ade dari itu mama Mona mulai mengetahui bahwa itu adalah Evan (KAKA) mereka pun mengobrol mama Mona pun menceritakan bahwa keadaan Mona sedang sakit dikarenakan dihianati oleh pacarnya namun mama Mona tidak mengetahui bahwa yang dimaksud adalah Evan. Mama Mona pun menjelaskan kejadian yang membuat Mona jatuh sakit Evan punterkejut mendengar semua cerita mama Mona ,,Evan berfikiran untuk menemui orang tersebut yang sesungguhya.
Kemudian mama Mona mengajak Evan untuk menemui Mona yang sedang berbaring di kamar. Sudah 2 hari Mona tidak keluar kamar dan tidak mau makan saat akan membuka kamar Mona terlihat tidur dengan keadaan menghadap kekiri Evan pun belum mengetahui wajah Mona sekarang. Saat mama Mona membaringkan Mona ternyata Mona tidak sadarkan diri dengan wajah yang pucat dan suhu tubuh yang dingin mama Mona pun terkejut. Lalu Kemudian mama Mona menelepon dokter untuk memeriksa kondisi mona. Tak lama kemudian dokterpun datang dan memeriksa kondisi Mona, disaat dokter memeriksa Mona, Evan melihat diary Mona yang terletak di samping tlp rumahnya, mungkin ia lupa menyimpan diari itu ke kamarnya dan Evan membaca diary tersebut di diary tersebut tercatat bahwa dia menyayangi orang tersebut sepenuh hatinya walaupun dia menunggu sahabatnya itu. Halaman berikutnya tertulis ternyata Mona mengetahui bahwa dia menjadi taruhan hanya untuk sebuah motor untuk memainkan hatinya. Padahal Mona sudah menyayangi orang tersebut namun ternyata semua itu hanya permainan orang yang dia cintai dengan temanya. Evanpun mengetahui kejadian yang membuat Mona sakit Evan pun berfikiran untuk menghajar orang tersebut bila ia dipertemukan dengan orang itu, padahal orang yang dimaksud adalah dirinya sendiri. Disaat Evan akan membuka halaman tersebut mama Mona memanggil Evan agar masuk ke kamar saat Evan masuk mama Mona langsung memeluk dan menangis bahwa Mona telah meninggal disaat Evan menghampiri  ternyata ade yang dimaksud adalah Mona Evan pun lansung mendekati kasur tempat mona berbaring dan ia mengetahui bahwa orang yang di diary tersebut adalah dirinya. Evan pun merasa bersalah ternyata orang yang ia hianati adalah sahabatnya sendiri dan Evan pun pernah berjanji dia akan kembali dan membahagiakan Mona untuk selamanya disaat Evan menghampiri Mona Evan belum mengetahui bahwa Mona telah tiada lalu Evan menanyakan mengapa Mona hanya diam dan tidak menjawab sapaanya. Lalu Mama Mona memberi tahu bahwa Mona telah tiada Evan pun memeluk erat sambil menangisi kepergian Mona yang telah hianati cintanya dan ia kini menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan atas cintanya dan janji Evan teringkari bukan kebahagiaan yang ia beri namun penderitaan yang teramat dalam bagi Mona. Dan cinta pertama Mona harus berakhir dengan tragis oleh orang yang dia nantikan cintai. 2 minggu sudah Mona tiada Evan hanya bisa mengenang kenangan yang pernah terukir dengan Mona dan bayangan kesalahan tersebut tidak bisa ia hilangkan. Semenjak kejadian itu Evan berjanji untuk tidak mempermainkan cintanya pada siapapun, dan ia berjanji tidak akan melakukan kesalahan cinta.

THE END.. . .. . 

Thanks for read my blog

Minggu, 10 November 2019

SURAT CINTA UNTUK SAYANG KU by Leni pono


Kuingat pertama kali jantungku berdetak kencang saat mendengar alunan gitar yang kau mainkan ada ketenangan di sana, lagu cinta yang kau nyanyikan ketika kau menatap mataku dalam-dalam.
Sungguh malu rasanya ketika melihat tatapan matamu, aku tahu ada sesuatu yang berbeda di mata itu. Aku benar-benar yakin bahwa tatapan itu adalah benar, ya, kau jatuh cinta padaku. Dan aku pun begitu, aku jatuh cinta padamu.
Sekali lagi kuingat, aku tak berani menatap mata itu 2 kali karena rasa malu yang terus menganggu pikiranku.. Ah, kau tahu aku menyukaimu.

Aku ingat, pernah ku duduk di bangku sepanjang 2 meter itu, kau datang dan duduk tepat di sampingku dengan gitar di tanganmu sekali lagi kau mengalunkan lagu yang sama. Aku tahu, kau sengaja membuatku sadar bahwa lagu yang kau mainkan itu adalah sinyal untuk menyampaikan bahwa kau menyukaiku. Tak perlu ragu, aku tahu apa yang ada di pikiranmu, aku tahu bahwa kau menyukaiku. Kasih, kau harus tahu aku pun begitu, aku menyukaimu.

Pernah kuingat ketika kau mabuk oleh sebotol alkohol, kau tertidur di lantai Posyandu penginapan kita, lantai itu begitu dingin tanpa selimut kau terbaring begitu saja. Aku mendekatimu, kuraih tangan kananmu dan kugenggam erat, kau terbangun dan melihatku. Senyum indahmu terpancar dari wajah mabukmu, ah, tak apa.
Kau membalas genggaman tanganku, kau tarik tangan ini dan menciumnya. Dag dig dug, ah, perasaan apa ini. Aku tersenyum, dan kembali kau membalas seyumanku.

Aku ingat malam itu, aku baru saja datang kulihat kau sedang terbaring di atas tikar yang kau bentangkan dengan selimut kau tutupi tepat pada seluruh tubuhmu, aku mendakat penasaran apa kau baik-baik saja? Setelah kulihat aku tahu bahwa kau sedang menungguku. Kau terbangun ketika kutarik lepas selimutmu, lalu kau mengambil posisi duduk dengan kaki menyilang, sambil menatap mataku kau tersenyum lebar, ah, aku malu.

Aku duduk tepat di depanmu sambil tersenyum aku berkata, “ada apa denganmu, apa yang kau lakukan?”. Kusandarkan kepalaku di pundakmu, kau merangkul aku, sebenarnya kau hendak memelukku tapi kau malu.
“bisakah aku menciummu?”. Kaget, ya, sangat kaget ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulutmu. Kugeleng kepalaku “tidak”. Sebenarnya aku mau tapi aku malu.

Tanpa ragu kau mencium pipiku. Merah, merah wajahku. Ah, betapa malunya diriku. Tapi kau tahu aku senang, kutundukkan kepalaku dan tersenyum. Tak berani kuangkat kepala ini sampai senyum di bibirku hilang.

Tuhan, aku suka dia, aku jatuh cinta padanya.

Aku tak pernah merasa kosong saat berada di sisimu, kau selalu memberiku keceriaan, kenyamanan dan satu lagi sukacita, ya, aku bahagia bersamamu.

Aku menginginkan sebuah awal yang indah dan bukan hanya diawal saja aku berharap ini bisa berlanjut sampai kapan pun, sukacita yang kurasa saat bersamamu itu selalu kita jaga dan seharusnya kita tak perlu mendengar bisikan setan ataupun binatang yang tentunya hanya merusak kisah cinta kita yang indah ini.

Tuhan banyak hal yang ingin kuminta dari-Mu, tapi saat ini satu pintahku, buat dia selalu mencintaiku, karena aku akan selalu mencintainya.

Sayang percaya padaku, AKU MENCINTAIMU..

Cerpen Karangan: Lany Pono

kisah kasih masa SMA

Kalian dulu pernah kan mengalami percintaan di masa-masa sma,  itu memang sangat indahπŸ˜πŸ’“ tak terbayang deh pokoknya. Dan kini aku menorehkan ungkapan itu melalui sebuah cerpen kecil ini.. Moga suka ya.. 😌


Terima Kasih Cinta Masa SMA-ku


Dulu aku masih belum bisa merasakan indahnya masa SMA seperti kebanyakan orang mengatakannya. Yang ada didalam fikiran ku, mereka semua terlalu banyak mengonsumsi cerita-cerita romantis dan mengada-ngada soal indahnya masa SMA. Aku memang tidak seperti siswi SMA lainnya yang selalu mengikuti trend, yang selalu update, yang selalu merawat tubuhnya dengan melakukan hal rutin di salon, yang selalu memikirkan pakaian dan barang barang yang mereka pakai. Aku adalah sisiwi SMA yang terkesan sangat sederhana, yang aku fikirkan hanya bagaimana aku bisa mengikuti pelajaran tanpa harus remedial setelah ulangan harian.

Dan belum lama ini aku mulai merasakan apa yang dulu sempat aku ragukan. Semenjak ada dirinya, kehidupan masa terakhir ku di SMA terasa begitu berwarna. Dia berada tidak jauh dari meja ku, selama ini aku hanya mengenal nama dan nomor absennya saja. Lama-kelamaan dia mulai mengajak ku berbicara dan berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang di berikan guru. Entah dari mana asalnya, aku mulai merasa kenyamanan saat bersamanya. Selalu ingin berbicara mengenai hal apapun padanya. Aku menyukai tawanya saat aku melakukan kesalahan, yang membuat aku ingin selalu melakukan kesalahan tersebut. Setelah puas menertawai ku dia pun tersenyum lalu membenarkan kesalahan yang aku lakukan.

Namun, aku menyadari aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu aku gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hanya sanggup ku nikmati bayangannya dan tidak akan pernah bisa ku miliki dirinya. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekejap kemudian menghilang sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa ku kirim isyarat sehalus udara. Seseorang yang selalu ku sebut dalam doa dan berharap tuhan menyampaikan padanya.

Aku tidak pernah sadar dan seakan-akan tidak mengetahui kenyataan yang ada. Aku melupakan sesuatu yang harusnya aku ingat sebelum aku jatuh terlalu dalam. Dia, dia adalah seseorang yang tidak akan pernah memilih ku. Dia adalah seseorang yang banyak sekali memiliki penggemar. Aku bahkan tidak menyadari itu semua, aku terhanyut dalam aliran yang selalu ingin aku ikuti kemana arusnya mengalir. Dan disinilah aku terbangun dari mimpi yang tidak mungkin terwujud, mimpi yang seharusnya tidak datang dikehidupan ku.

Aku berterima kasih padamu, terlah hadir memberi warna yang indah walaupun kini warna itu berubah menjadi warna yang tidak indah lagi. Mengenal mu membuat ku merasakan cinta sekaligus luka di masa SMA. Sekali lagi aku ucapkan, terima kasih cinta masa SMA ku.

Thanks for read my blog

Cerpen Cinta Masa Sekolah

Cinta Masa Sekolah

Karya Indah Betharia
Angin sore menerpa wajahku yang sedang santai di pantai melamunkan hal yang tidak seharusnya aku lamunin. Hal itu yang sudah membuatku galau belakangan. Apalagi kalau bukan jatuh cinta? Ya, aku jatuh cinta disaat-saat terakhirku di sekolah. Sebenarnya sudah 3 tahun aku mengenalnya dan selama 3 tahun itu kita selalu saja satu kelas, tapi tidak pernah ada perasaan seperti yang aku rasakan sekarang. 
“Hai Deta..”, sapa seseorang disampingku mengagetkanku dan membuyarkan semua lamunanku. Ternyata Riko yang menghampiriku, cowok yang menjadi sahabatku dan ternyata diam-diam menyimpan rasa terhadapku setelah dia putus dengan pacarnya. Bahkan dia sempat mengungkapkan perasaannya padaku.
“Ada apa? Ngapain kamu kesini?”, tanyaku ketus karena semenjak aku mendengar kabar bahwa dia menaruh hati padaku, aku sudah tidak suka lagi dengannya.
“Kamu diundangan ulang tahun Aini g’?”, Tanya Riko basa basi.
“Iya. Kenapa?”,aku jadi teringat undangn Aini ternyata acaranya nanti malam.
“Mau berangkat sama aku g’ nanti malam?”, ajaknya padaku. Aku sendiri tidak yakin bisa datang ke acara itu, apalagi acaranya malam, sangat tidak mungkin rasanya.
“Aku g’ bisa datang, ada urusan di rumah. Aku pulang dulu ya”, kataku ketus dan langsung meninggalkan Riko di pantai sendirian.
            Aku adalah seorang siswi SMA kelas tiga yang baru selesai menempuh ujian akhir nasional. Dan hari-hariku di SMA sudah tinggal sedikit lagi, karena kita hanya menunggu pengumuman pelulusan saja. Meski siswa-siswa sudah diperbolehkan tidak usah masuk sekolah, aku tidak akan menyia-nyiakan waktu terakhirku bersama teman-teman.
***
            Hari itu aku berniat berfoto-foto bersama teman-teman. Aku sengaja membawa kamera untuk  berfoto bersama teman-temanku sebagai kenangan yang mungkin akan sangat dirindukan suatu saat nanti. Di saat aku sedang asyik berfoto-foto, Tiara dan gengnya melewati depan kelasku. Mereka adalah teman seangkatanku. Mereka memang cantik dan pintar, jadi g’ rugi lah kalau dia ngetop di sekolah. Meski begitu, aku mengenal Tiara bukan seorang wanita yang sombong, karena dia adalah wanita yang baik. Tapi ada yang aneh belakangan aku melihat Tiara. Ya, terasa aneh dengan sosok Dendi yang selalu bersamanya.
“Hei Tiara… Selamat ya.. Ternyata kalian sudah jadian”, sapa salah satu temanku. Hatiku berdetak kencang mendengar ucapan selamat itu. Rasanya badanku lunglai mendengarnya. Jika tak disadarkan temanku, mungkin kameraku sudah rusak terjatuh dari tanganku.
Aku langsung memalingkan mukaku dari Tiara dan teman-temannya karena aku tidak ingin ada satu orangpun yang tau tentang apa yang aku rasakan.
Ya, Dendi yang sudah membuatku sering melamun belakangan ini. Entah sejak kapan perasaan ini bermula. Semenjak aku disakiti oleh mantanku, aku tidak merasakan perasaan suka sama orang lain, dan ternyata Dendi yang berhasil mencuri hatiku, tapi bukan seperti itu yang sebenarnya aku inginkan. Cinta bertepuk sebelah tangan.
“Eh, kamu kenapa? Aku tahu kamu cemburu melihat Tiara dan Dendi”, sapa betha sahabatku.
“Eh, g’ ada apa-apa. Ayo foto-foto lagi”, kataku pada betha.
“Kamu tidak usah memalingkan pembicaraan. Kamu bisa membohongi yang lainnya, tapi kamu tidak bisa membohongi aku Deta. Aku sahabat kamu sejak lama, aku sudah paham betul seperti apa kamu.”, kata Betha.
Betha benar, aku tidak mungkin juga menyimpan ini sendiri, mungkin Betha bisa membantuku menenangkan pikiranku.
“Iya Beth.. Aku cemburu melihat mereka berdua. Entah sejak kapan perasaan ini bermula, tapi inilah yang aku rasakan belakangan ini, aku sering memikirkan dia. Entahah aku juga bingung. Dan aku baru tau ternyata dia sudah menjadi milik orang lain. Tapi kenapa harus dengan Tiara?”, kataku sedikit kesal.
“Ya… aku juga sedikit menyayangkan juga sih Dendi jadian sama Tiara. Karena aku tau sendiri seperti apa Tiara.”
“Bukannya Tiara udah punya dua cowok? Tapi kenapa masih sama Dendi juga? Dia mempermainkan Dendi Beth”, kataku pada Betha.
“Mereka jadian waktu ultah Aini. Sapa suruh kamu g’ datang”, kata Betha ketus.
“Jadi mereka baru jadian?”, tanyaku
“Iya. Tapi aku melihat Dendi juga tak begitu merespon Tiara. Udah deh Deta, kita ke kantin aja. Laper nih”, ajak Betha yang sudah kelaparan belum sarapan di rumah. Betha menarikku ke kantin, dan ku temui Dendi juga ada di kantin, tapi tidak ada Tiara disana.
“Nah, kesempatan nih ada Dendi juga. Sendirian lagi. Kesana yuk”, ajak Betha tanpa basa basi dulu padaku langsung saja menarikku ke meja dimana Dendi sedang duduk.
“Hai Den.. Sendirian aja. Gabung ya?”, pinta Betha.
Aku berusaha menutupi kegalauaku di depan Dendi. Bagaimanapun, Dendi tidak boleh tau tentang perasaanku yang sebenarnya.
“Wah… Yang baru jadian nih… Selamat ya”, Dendi hanya tersenyum.
“Eh, foto sama aku ya.. Buat kenang-kenangan”, dan aku menghampiri Dendi dan duduk disamping Dendi dan minta tolong Betha untuk mengambil gambar.
“Den, kamu ko’ mau sih sama Tiara?”, tanyaku nekad. Aku sendiri kaget kenapa aku harus menanyakan hal itu.
“Aku juga g’ tau Deta. Aku sendiri bingung dengan perasaanku”, selang beberapa menit Tiara datang menghampiri.
“Hmmm…. Lagi ngapain berdua?”, Tanya Tiara ketus.
“Berdua? Aku sama Betha juga ko’. Wah Tiara cemburu. Udah sana sama dia aja. Ntar aku dibilang merebut suami orang lagi”, kataku bercanda.
Dendipun pergi bersama Tiara. Aku tersenyum kecil melihat mereka yang tidak terlihat seperti pasangan yang serasi. Aku melihat ada yang beda pada Dendi, seperti tak ada gurat kebahagiaan pada dirinya.
“Beth, udah yuk ke kelas. BT aku disini”, ajakku pada Betha. Dan begitu aku beranjak menuju kelas, aku melihat pertengkaran di luar. Tiara sedang bertengkar dengan Nia. Apalagi kalau bukan masalah cowok? Pacar Tiara yang kedua adalah pacar Nia yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri.
“Dasar penghianat”, kata Nia yang kudengar sangat keras. Aku menghampiri Nia yang terlihat sangat galau.
“Nia, ada apa?”, tanyaku berusaha menghibur.
“Dia tidak pernah mengerti perasaanku. Sekarang Dendi yang jadi korban mereka, selanjutnya siapa lagi?”, kata Nia dalam tangisnya dan langsung pergi meninggalkan aku.
Aku heran, Tiara yang selama ini aku kenal baik ternyata berubah. Apa sebenarnya maksudnya aku tidak tau.
Bel sudah berbunyi menandakan waktunya pulang. Seperti biasa aku menunggu kakakku menungguku di gerbang sekolah. Kudapati tontonan menarik di depan sekolah. Dua pacar Tiara datang menjemput Tiara dan Dendi juga di ajak Tiara duduk bersama mereka.
“Wah… Tontonan menarik nih.. Hebat ya Tiara bisa ngegaet 3 cowok sekaligus”, kata Andi teman sekelasku.
Aku melihat Dendi hanya duduk tak banyak bicara. Dan terlihat 3 cowok duduk menunggu Tiara yang sedang ada di dalam toko. Dan anehnya pacar pertama Tiara sedang ngobrol bersama pacar kedua Tiara. Dan kulihat Dendi hanya diam saja. Terlihat Dendi berdiri dan menghampiriku.

“Deta.. Lagi nunggu siapa?”, Tanya Dendi mendekatiku.
“Aku nunggu kakaku. Kamu sendiri? Lagi nunggu Tiara?”, tanyaku mengejek. Dendi hanya diam saja tak menjawab.
“Dendi.. Kamu tahu dua cowok yang sedang ngobrol berdua itu?”, tanyaku pada Dendi.
“Aku tau”, jawabnya singkat.
“Lalu kenapa kamu masih mau saja sama Tiara? Bukannya itu Cuma membuat kamu sakit hati? Dia memanfaatkan kamu Dendi’,kataku sok tau, tapi memang itulah kenyataannya.
“Aku tau Deta. Aku ingin terlepas dari dia”
“Tinggal kamu putusin saja kan”, tiba-tiba Tira menghampiriku.
“Lagi ngapain?? Awas ya selingkuh dibelakangku”, kata Tiara pada Dendi. Aku tertawa geli mendengarnya. Sudah jelas-jelas ada tiga cowok yang sedang menungguinya, tapi masih santai saja bilang seperti itu. Dan aku juga melihat Dendi hanya senyum saja. Sungguh aneh..
“Den, aku pulang dulu ya”, kata Tiara dan dia memilih pulang bersama teman-temannya. Dan aku lihat Tiara sudah berlalu dan begitu pula dengan dua cowok yang sedari tadi menunggu Tiara.
“Den, sebenarnya kamu sayang g’ sih sama Tiara?”, tanyaku nekad.
“Mungkin”, jawab Dendi singkat.
“Aku bingung sama kamu. Bisa-bisanya kamu mau dimanfaatin mereka. Kamu Cuma dipermainkan Dendi”, kataku pada Dendi
“Aku tau Deta. Aku juga ingin lepas dari dia. Tapi tidak semudah yang kamu bayangkan”, kata Dendi padaku. Dan aku lihat kakakku sudah datang menjemputku.
“Den, aku duluan ya.. Kakakku sudah datang”, kataku pamit pada Dendi dan aku berlalu meninggalkannya yang masih ada di gerbang sekolah.
***
Pagi itu, ketika aku sampai di sekolah, dan kudapati Dendi sedang duduk melamun di depan perpustakaan sekolah. Tapi aku tak menghiraukannya karena aku mencari Davi yang berjanji membantuku menyetakkan foto-fotoku.
“Dav, nih kameranya. Kemaren kamu janji mau nyetakin smuanya. Inget kan?”, kataku pada Davi.
“Pasti, tenang aja. Mungkin 3 hari lagi jadi.”, dan Deva mengambil kameraku dan akupun meninggalkannya. Aku masih melihat Dendi ada di depan perpustakaan, aku beranikan menghampirinya.
“Hai Dendi..”, sapaku pada Dendi yang sedari tadi terlihat melamun saja. Dendi membalas dengan senyuman.
“Boleh aku duduk disini?”, tanyaku pada Dendi. Dendi mengangguk mengiyakan.
“Kamu kenapa? Ada masalah?”, tanyaku pada Dendi.
“Iya, masalah perasaanku”, kata Dendi singkat.
“Masalah Tiara?”, tanyaku gugup.
“Boleh aku tanya sesuatu sama kamu?”, tanya Dendi kemudian tak menghiraukan pertanyaanku.
“Mau tanya apa?”, kataku.
“Kamu jawab jujur ya. Bagaimana perasaan kamu sama aku?”, aku kaget mendengar pertanyaan itu. Kenapa Dendi bertanya seperti itu padaku. Apa dia tau apa yang aku rasakan? Tapi dari siapa?
“Aku sudah tau bagaimana sesungguhnya. Tapi aku ingin dengar langsung dari kamu karena aku tidak yakin”, tukas Dendi.
“Aku suka sama kamu. Kamu itu orangnya baik, asyik”
“Hanya suka saja? Perasaan suka seperti apa itu?”, tanya Dendi memotong pembicaraanku. Aku bingung harus bilang apa. Tapi mungkin lebih baik aku katakan apa adanya.
“Aku sayang sama kamu”, kataku singkat.
Dendi tersenyum mendengarnya seolah tidak percaya pada apa yang aku katakan. Tak lama setelah aku katakan itu, Rani teman Rara lewat di depanku dan Dendi.
“Hmmm.. Awas ketahuan Tiara lo ya… aku aduin ntar”, kata Rani mengejek..
“Dendi, aku pergi saja. Lupakanlah apa yang aku katakan barusan, itu tidak penting. Aku takut ada masalah dengan Tiara. Aku tidak suka bermasalah dengan teman-teman.”, kataku dan langsung meninggalkan Tiara sebelum Rani benar-benar datang dan memaki-makiku.
Entah apa yang sudah aku katakan pada Dendi. Perasaan yang seharusnya aku simpan, aku ungkapkan pada Dendi di moment yang tidak tepat. Betapa bodohnya aku….
**
Aku mengurung diri di kamar merenungkan apa yang sudah aku katakana tadi pada Dendi.
“Apa yang ada dipikiran Dendi sekarang. Mau ditaruh dimana mukaku kalau ketemu Dendi? Seharusnya aku tak mengatakannya. Deta…Deta… Cari masalah saja kau”, kataku dalam hati. Tiba-tiba kakak mengetuk pintu kamarku.
“Deta, kamu di kamar?”, Tanya kakak dari luar kamar.
“Ada apa kak? Aku di kamar. Kakak masuk saja”, kataku
“Deta, kamu siap-siap ya. Besok pagi kita berangkat ke Jakarta. Kakak baru dapat telpon dari Jakarta kalau nenek sedang sakit disana”, kata kakak dan sontak aku kaget. Dengan begitu, waktuku bersama teman-teman sepertinya sudah sangat singkat. Tapi aku harus segera ke Jakarta bersama kakak. Tidak mungkin nenekku tergantikan teman-temanku.
“Iya kak, tapi Deta besok ke sekolah sebentar ya kak”, kataku pada kakak. Kakak mengangguk mengiyakan.
“Mungkin besok hari terakhirku bertemu Dendi. Dan aku akan sangat menyesal jika aku tetap seperti ini.”, Hatiku berkecamuk berfikir apa yang seharusnya aku lakukan. Hingga akhirnya aku mendapat ide untuk mengiriminya surat saja.

Dear Dendi…
Mungkin saat kamu membaca surat ini, aku sudah ada di Jakarta. Aku senang bisa punya teman seperti kamu. Tapi sangat disayangkan bisa-bisanya kamu mau diperlakukan seperti itu oleh Tiara. Padahal masih ada seorang cewek yang tulus mencintai kamu. Seandainya saja kamu tau itu. Tapi semuanya sudah terlambat. Kamu sudah terlampau masuk dalam permainan Tiara. Kamu terlampau bermain api, harus kamu padamkan sendiri.
Mudah-mudahan kamu sadar dan bisa tegas mengambil keputusan. Terima kasih fotonya. Foto itu akan jadi kenangan terindah dalam hidupku. Meski hanya foto saja. Dan akan selalu aku simpan foto itu. Lupakan saja yang kukatakan kemarin.
Terima kasih Dendi kamu sudah mau menjadi teman baikku.

                                                                                                Dear
                                                                                                _deta_
***
Pagi yang cerah namun tak secerah hatiiku. Aku sedih harus segera ke Jakarta di hari-hari terakhirku bersama teman-temanku. Padahal satu bulan lagi aku akan meninggalkan sekolah ini dan mungkin tidak akan bertemu lagi. Aku titipkan surat pada salah satu temanku. Tapi entah bagaimana caranya surat itu sudah dipegang Tiara. Dia menghampiriku yang beranjak pulang.
“Deta, ngapain ke Jakarta?”, Tanya Tiara ketus.
“Jenguk nenekku yang sedang sakit”, jawabku singkat.
“Apa maksud surat ini?”, Tanya Tiara menunjukkan surat itu dan menyobeknya pas di depan mukaku.
“Itu Cuma surat biasa saja Tiara. G’ ada apa-apa”, kataku berusaha santai untuk menutupi perasaanku yang sebenarnya campur aduk dan nano nano rasanya..
“Kamu mau merebut Dendi dari aku? Dasar cewek perebut cowok orang”, kata Tiara ketus.
Aku hanya tersenyum tipis mendengar kata-kata Tiara. Setelah banyak memakiku, Tiara pergi meninggalkanku dan akupun beranjak pulang karena mungkin kakakku sudah menungguku untuk segera berangkat ke Jakarta. Tapi tiba-tiba Nia memanggiku.
“Deta tunggu”, teriak Nia padaku.
“Ada apa Nia?”, tanyaku heran.
“Aku mendukung kamu. Aku tau kamu dan Dendi saling mencintai. Keliatan lagi dari tingkah kalian. Dan kalian pantas bersatu, bukan dengan Tiara. Kamu jangan dengarkan kata-kata Tiara tadi.”, kata Nia berusaha menghibur.
“Aku g’ ada apa-apa sama Dendi. Kita Cuma temenan saja. Lagian aku udah mau berangkat ke Jakarta.”, kataku santai.
“Aku tau perasaan kamu Deta”, kata Nia. Aku hanya tersenyum dan berpamitan padanya dan akupun berlalu meninggalkan sekolah tercinta yang penuh kenangan. Dalam perjalanan pulang, tidak terasa air mataku menetes.
“Mungkin hanya seperti ini saja cerita cintaku pada Dendi. Cinta memang tak harus memiliki. Biarlah aku selalu menyimpan perasaan ini sebagai kenangan yang terindah. Dan akan aku jadikan Dendi sebagai kenangan terindah pula”, kataku dalam hati.
***
Hari-hariku di Jakarta sangat membosankan dan yang terlintas dibenakku selalu saja Dendi, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku baru bisa kembali ke rumah dua hari sebelum pengumuman kelulusan.
Hari itu adalah pengumuman kelulusan. Aku berharap aku lulus dan harapan kedua Dendi mengerti perasaanku dan membalas perasaanku. Aku berharap dia mau mengatakn padaku kalau dia juga mencintaiku.
“Deta.. Kapan datang? Kangen”, kata Betha menyapaku.
“Baru kemaren. Kamu lihat Dendi g’?”, tanyaku bingung
“Yee… Ini baru datang langsung nanya’ Dendi. Tanya kabarku kek ato gimana gitu”, kata Betha iri.
“Beth, aku yakin kamu paling mengerti aku. Aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu terakhirku Beth”, kata Deta dan meninggalkan betha berlari berusaha mencari Dendi.
“Deta tunggu”, teriak Deva. Aku baru ingat foto-fotoku yang aku titipkan sama dia.
“Deva.. Ya Ampun aku baru ingat kalau foto-fotoku ada di kamu semua. Udah jadi?”, tanyaku pada Deva.
“Iya, tapi ada klise yang digunting sama Tiara. Dia menemukan foto-foto kamu di tas aku. Dia liat ada foto kamu bersama Dendi, dia gunting-gunting deh sama klisenya juga”,kata Deva menyesali kelalaiannya.
“Udah g’ apa-apa. Sini aku lihat dulu”, kataku dan Deva memberikan foto-foto itu padaku. Dan ternyata fotoku yang bersama Dendi masih ada, Tiara salah ambil karena yang tergunting adalah fotoku bersama Andika.
Aku lega aku masih punya foto Dendi meskipun aku tidak bisa bersamanya. Dan ternyata banyak foto-foto Dendi. Aku kembali teringat Dendi, aku harus segera menemuinya.
Tapi belum menemukan Dendi, salah satu guru memanggilku untuk mengurusi kuliahku. Dan karena hal itu aku tidak banyak waktu main-main disekolah sampai aku jarang bertemu dengan Dendi lagi.. Aku pasrah saja, mungkin jalan cintaku sudah digariskan seperti ini. Perasaan ini mungkin memang seharusnya aku simpan sendiri tanpa ada yang tau dan mungkin aku tidak bisa memilikinya. Sepeti itulah cerita cintaku di sekolah, cinta yang hanya bisa kusimpan sendiri.
***

7 tahun kemudian
Tidak terasa studiku sudah selesai dan aku menemukan pasangan hidup yang sangat mencintaiku. Sudah sekitar 4 tahun aku tidak bertemu dengan Betha semenjak aku lulus sekolah karena kita memang kuliah ditempat yang berbeda. dan suatu hari, Betha mendapatkan alamatku. Dan dia mengajakku bertemu di suatu tempat.
“Betha……………”, teriakku memanggil betha yang sudah sekian lama g’ ketemu.
“Deta… Aku kangen banget sama kamu. Apa kabar?”, tanya betha padaku. Hari itupun aku melepas kangen dengan Betha dan ternyata Betha membawakanku undangan reuni sekolah yang sudah tinggal beberapa hari lagi.
“Kamu pasti datang kan Deta?”, tanya Betha padaku.
“Pasti dong.. Aku kan kangen banget sama teman-teman”, dan begitulah pertemuanku dengan Betha setelah sekian lamanya tak bertemu. Banyak hal yang aku ceritakan dengan Betha bahkan hal yang tak pernah aku tahu, baru aku ketahui setelah lama tidak bertemu. Mengenang masa-masa sekolah yang sangat indah dan kerinduanku pada teman-teman dan suasana sekolah akan segera terobati dengan adanya reuni ini.
***

Jam sudah menunjukkan jam 8 pagi. Hari itulah yang aku tunggu-tunggu dimana aku bisa bertemu dengan teman-teman lamaku. Aku berangkat dengan penuh semangat dan perasaan senang. Sesampainya di tempat acara, aku kembali bercanda gurau bersama teman-teman yang tidak pernah aku sangka-sangka sebelumya.
Ditengah canda gurauku bersama teman-teman,  seseorang kembali datang dengan motor Mio putih dan memakai jaket merah. Wajahnya tak terlihat karena helm yang ia kenakan.
“Siapa tuh?”, tanyaku pada teman-teman. Teman-temanpun juga tidak mengenali siapa cowok yang datang. Tiba-tiba aku kaget ketika cowok itu membuka helmnya dan ternyata itu Dendi, cowok yang pernah aku suka dan yang paling aku rindukan dari teman-teman yang lain.
“Tuhan… Engkau telah mengabulkan permintaanku. Dia yang aku tunggu meskipun aku sudah tidak mungkin lagi bisa bersatu dengannya karena aku yakin diapun juga sudah menemukan pasangan hidupnya”, kataku dalam hati.
Dendi menghampiriku dan teman-teman. Dan menyapa satu persatu temanku dan termasuk aku. Dia terkesan lebih pendiam. Aku berusaha netral bersama teman-teman agar tak ada rasa yang aneh-aneh pada diriku. Tapi sebenarnya aku ingin sekali ngobrol hanya berdua dengannya untuk mengobati kerinduanku padanya. Tapi itu tidak mungkin. Sangat tidak mungkin. Tidak apa lah, yang penting aku bisa melihatnya saja. Dan akupun bercanda gurau bersama semua teman-teman, termasuk pula dengan Dendi meski ada perasaan canggung pada diriku tapi aku tetap usahakan netral saja, hingga aku akhirnya tidak canggung lagi dengannya.
Akupun menikmati acara reuni dengan santai. Ditengah-temgah acara, aku melihat Dendi sedang ngobrol bersama Betha. Entah apa yang mereka bicarakan, mereka terlihat sangat serius. Di akhir acara, Betha menghapiriku.
“Deta, Dendi ingin bicara sama kamu. Kamu bisa kan?”, tanya Betha padaku.
“Ada apa?”, tanyaku penasaran.
“Udah mau aja, g’ pa-pa kan. Tuh dia udah menuju kursi kita”, kata Betha padaku.
“Hai Deta.. Boleh ikutan duduk disini?”, tanya Dendi padaku. Dan aku mengangguk mengiyakan dan diapun duduk disampingku.
“Senang bisa bertemu lagi”
“Iya, aku juga senang banget. Terima kasih Betha atas usaha kamu mengadakan reuni ini”, kataku pada Betha.
“Aku ke temen-temen panitia dulu ya.. Kalian disini saja”, kata Betha dan meninggalkan aku berdua saja dengan Dendi. Dengan hanya berdua saja, aku semakin gugup dan tak keluar banyak kata dari diriku.
“Tiara g’ datang ya?”, tanyaku pada Dendi.
“G’ ada tuh.. Hmmm.. Jadi ingat Tiara. Aku selalu mengingat pengalamanku dulu saat aku dijadikam taruhan sama Tiara. Sangat menyakitkan”, kata Dendi bercerita.
“Sebenernya kamu sayang g’ sih sama Tiara?”, tanyaku ngelantur.
“Awalnya ia, tapi itu hanya perasaan suka saja. Karena waktu itu aku mencintai teman sekelasku, kata Dendi tersenyum.
“Oya, siapa? Temen kita dong!”, balasku.
“Dia pernah menitipkan surat untukku sebelum dia berangkat ke Jakarta, tapi ternyata surat itu jatuh ke tangan Tiara. Sampai sekarang aku tidak tau apa isi surat itu”
“Oya…. Kaya’nya aku tau deh. Lalu?”, tanyaku antusias. Pada kenyataanya aku sadar siapa yang dia bicarakan karena surat yang dia maksud adalah surat dariku.
“Kamu bisa tebak g’ gimana perasaannya dia padaku waktu itu?”, tanyanya padaku.
“Aku tidak tau. Kenapa kamu malah tanya aku?”,
“Tadi kamu bilang tau sama cewek itu.”
“Iya sih, sapa tau kamu pernah tau ada tanda-tanda dia suka sama kamu ato gimana gitu”, kataku ngeles.
“Yang aku tau, aku cinta sama dia dan dia cinta pertamaku”, aku kaget saat Dendi bilang dia adalah cinta pertamanya.
“Lalu kenapa kamu tidak mengungkapkan perasaanmu dulu?”, tanyaku basa basi.
“Karena aku takut ditolak. Aku tidak punya keberanian mengungkapkannya”, kata Dendi
“Itu salahmu yang tidak bisa tegas dan jujur pada dirimu sendiri. Untuk apalagi disesali”
“Menurut kamu, jika aku mengungkapkannya apa dia akan menerimaku?”
“Menurutku dia akan menerima kamu”, kataku singkat
“Ya Allah.. Seandainya aku bisa memutar waktu kembali ke masa lalu, aku akan ungkapkan jika tau dia akan menerimaku”, kata Dendi lirih
“Sudah terlambat Den…”, kataku lirih pula.
“Kamu tau kan siapa cewek itu. Bisa kamu tebak siapa?”, kata Dendi memancing dan aku tau dia pura-pura tidak tau.
“Aku. Iya kan?”, kataku langsung.
“Hmmm… Aku menyesal tidak pernah mengungkapkannya. Dan sekarang aku tau kamu sudah punya pasangan, seolah aku tidak rela kamu dimiliki orang lain, tapi aku tidak bisa beruat apa-apa lagi. Yang jelas aku sudah lega, ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan”, kata Dendi tersenyum.
“Itu masa lalu Dendi. Sekarang kita sudah hidup di jalan kita masing-masing. Aku sudah punya pasangan hidup dan begitu juga dengan kamu. Kita akan tetap berteman, sampai kapanpun”, kataku pada Dendi.
Tidak hanya Dendi saja yang lega, akupun lega mendengar Dendi juga mencintaiku dan aku cinta pertamanya. Mungkin Dendi ingin waktu kembali berputar ke masa lalu, dan aku ingin kembali ke masa lalu dimana aku mencintainya meski hanya seminggu saja, tidak untuk selamanya, karena aku sudah bahagia dengan hidupku sekarang. Biarlah Dendi tetap menjadi masa lalu, dan akamn selalu terkenang dan akan selalu ada dihatiku.

 wisdom short story: "orang bisa berubah, pasangan bisa berbeda, tapi kenangan tidak akan pernah berubah. "

Thanks for read my blog

CINTA ANTARA ADIK DAN KAKAK KELAS

CINTA ANTARA ADIK DAN KAKA KELAS
Karya Himatul Aliah

Suatu hari dimana semua orang sudah terbangun dan bersiap-siap untuk memulai aktivitasnya, lain halnya dengan Melody Nurammdani Laksani, seorang gadis yang bersekolah di SMKN 48 JAKARTA ini belum juga terbangun dari mimpi indahnya.Ibunya yang sudah bangun pun membangunkan anak gadisnya itu untuk berangkat sekolah.
“tok...tok...tok..., Melody, bangun nak, sudah pagi nanti kamu terlambat ke sekolah.” Ucap Ibu Melody
“emm.. ya ma, aku bangun.” Balas Melody

Melody pun bangun lalu mengambil handuk dan langsung ke kamar mandi, setelah selesai mandi ia pun berpakaian dan turun ke bawah dengan membawa tas sekolahnya itu.
“pagi ma, pa, aku berangkat sekolah dulu ya.” Sapa Melody kepada orang tuanya
“kamu tidak sarapan dulu nak?” Ucap Ayah Melody
“ini sudah telat pa, Melody harus berangkat sekarang, nanti kalau tidak Melody akan terlambat.” Balas Melody
“ya sudah, tapi nanti kamu di sekolah kamu makan ya nak.” Ucap Ibu Melody
“ya ma, Melody pasti makan. Ya sudah Melody berangkat dulu ya ma, Ass” Ucap Melody
“wass, hati-hati nak belajar yang rajin.” Balas Ayah & Ibu Melody

Cinta Antara Adik dan Kakak Kelas
Melody pun berangkat menuju sekolahnya, untung saja jarak sekolah dan rumahnya itu tidak terlalu jauh, jadi Melody tidak terlambat sampai ke sekolah.
“akhirnya sampai juga di sekolah, untung saja tidak telat.” Ucap Melody dalam hati

Saat Melody berjalan menuju kelasnya, dia bertemu dengan Dimas Anugrah, kakak kelas sekaligus kekasihnya Melody.
“pagi Melody, tumben kamu baru datang biasanya kamu paling rajin datang pagi-pagi.” Sapa Dimas kepada Melody
“pagi juga, hehe ya nih tadi aku kesiangan kak, jadi baru datang jam segini deh.Oh ya kak, aku ke kelas dulu ya kak.” Balas Melody
“ya sudah, lain kali jangan kaya gini lagi ya.” Ucap Dimas
“ya kak, sip.” Balas Melody

Melody pun pergi meninggalkan Dimas, setelah sampai di kelas, Melody pun langsung menghampiri 2 orang sahabatnya yang bernama Allisa Galliamova dan Sonya Pandarmawan.
“pagi Allisa, pagi Sonya.” Sapa Melody pada sahabatnya
“pagi juga, ekh Melody kok baru datang sih?.” Ucap Allisa
“ya nih, terus kenapa muka kamu pucat sekali ?, kamu sakit ?” sambung Sonya
“ya nih, tadi aku bangun kesiangan jadi baru datang jam segini deh, masa sih muka aku pucat sekali, perasaan biasa aja deh.” Balas Melody
“tapi muka kamu tuh pucat banget, kaya orang sakit tahu.” Sahut Allisa
“sudahlah aku gak kenapa-kenapa kok.” Balas Melody
“ya sudah lah, terserah kamu aja deh.” Ucap Allisa yang sudah kesal dengan Melody
“ayo kita ke lapangan , kita kan mau upacara.” Ucap Sonya
“ayo.” Balas Melody

Saat upacara berlangsung, Melody merasakan hal yang aneh pada perutnya, sakit sekali rasanya.Karena Melody tidak kuat menahan rasa sakit, akhirnya Melody pun pingsan, saat upacara berlangsung.
“ekh, Mel Mel Melody, kamu kenapa? Melody kamu kenapa?” ucap Allisa dengan wajah yang sangat khawatir

Melody pun diangkat menuju UKS, setelah upacara selesai, Melody juga belum sadar.Akhirnya 2 orang sahabat Melody pun memanggil kekasihnya Melody , yaitu Dimas.
“kak, kak, Melody kak.” Ucap Allisa
“ada apa dengan Melody ?.” balas Dimas
“itu kak, tadi waktu upacara, Melody pingsan, sampai sekarang dia belum juga sadar.” Balas Sonya
“apa ? Melody pingsan, kok bisa, ya sudah ayo kita ke UKS.” Ucap Dimas dengan wajah yang panik
“aku juga tidak tahu kak, ya sudah ayo kak kita ke UKS.” Balas Sonya

Dimas pun turun melalui tangga dan langsung berjalan menuju UKS. Setelah sampai di UKS, Dimas pun langsung menuju tempat tidur dimana Melody seorang wanita yang sangat ia sayang terbaring lemah, dengan wajah yang agak pucat.
“Melody, kamu kenapa ?, kenapa kamu bisa sampai seperti ini ?.” ucap Dimas dengan wajah paniknya
“Sudahlah kak, sabar saja, mungkin sebentar lagi juga Melody pasti akan sadar.” Sahut Sonya
“betul tuh kak, tenang saja pasti Melody tidak apa-apa.” Sambung Allisa
“ya baiklah.” Ucap Dimas

Setelah sekian lama menunggu kurang lebih 1 jam, akhirnya Melody pun sadar.
“emm, aduh (sambil memegangi kepalanya).” Ucap Melody yang baru saja sadar dari pingsannya
“Melody, akhirnya kamu sadar juga, kakak khawatir tahu sama keadaan kamu.” Ucap Dimas
“aku kenapa kak ? kok aku bisa ada disini sih ?.” tanya Melody dengan wajah yang penuh dengan kebingungan
“tadi kamu tuh pingsan saat upacara, sebenarnya kamu kenapa sih kok bisa sampai pingsan begini ?” balas Dimas
“aku juga tidak tahu kak, mungkin gara-gara tadi pagi aku belum sarapan kali ya ka.” Balas Melody
“aduh Melody, seharusnya kamu sarapan dulu sebelum berangkat sekolah, jadi kan kamu tidak pingsan seperti ini.” Ucap Dimas memperingati Melody
“ya deh kak, lain kali aku sarapan dulu sebelum berangkat sekolah.” Balas Melody

Setelah Melody sadar, Dimas pun membujuk Melody untuk sarapan.
“ya sudah, kamu sarapan dulu nih.” Ucap Dimas
“tidak usah deh kak, aku tidak lapar.” Balas Melody
“apa perlu kakak yang suapin kamu nih ?.” tanya Dimas
“apaan sih kak, malu tahu sama teman-teman.” Ucap Melody dengan wajah yang memerah
“tidak apa-apa kok Lia.” Sahut Sonya dengan nada meledek
“ya sudah deh, aku makan.” Ucap Melody
“nah gitu dong, itu baru kekasih kakak yang paling cantik.” Ucap Dimas
“apaan sih kak, huu.” Ucap Melody
Akhirnya, setelah lama menyuruh Melody untuk sarapan pun berhasil, walaupun harus dengan bujukan Dimas, kekasihnya itu.
***

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Melody dan 2 orang sahabatnya itu pun bersiap-siap untuk pulang. Setelah selesai, merekapun keluar kelas. Ketika sampai didepan kelas, mereka bertemu dengan Dimas.
“hai semua, boleh tidak nih aku mengajak sahabat kalian yang satu ini untuk pulang bareng ?.” tanya Dimas
“hai juga ka, boleh kok kak, asalkan sahabat kita yang satu ini tidak diapa-apakan oleh kakak.” Balas Allisa
“ok, tenang saja, sahabat kalian yang satu ini akan pulang dengan selamat dan tidak ada luka atau apapun padanya.” Ledek Sonya
“ok, hati-hati ya Melody.” Ucap Allisa
“ya, aku pasti hati-hati kok.” Balas Melody

Melody dan Dimas pun akhirnya pulang bersama dengan menggunakan motor mionya Dimas, karena langit yang terlihat mendung, mereka pun akhirnya pulang dengan cepat.
“kak, ayo cepat pulang sudah mau hujan nih.” Ucap Melody
“ya, kakak juga lagi ngambil motor dulu.” Balas Dimas
“jangan lama-lama ya kak.” Ucap Melody
“ya.” Balas Dimas

Setelah Dimas mengambil motor mereka pun naik, dan langsung pergi untuk mengantarkan Melody pulang. Saat di perjalanan, tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya, sampai membuat baju Melody basah kuyup, sedangkan Dimas tidak terlalu basah karena dia mengggunakan jaket. Akhirnya mereka pun meneduh di sebuah toko yang sudah lama tidak buka.
“yah hujan, gimana dong kak ?.” tanya Melody
“ya sudah kita tunggu saja sampai hujannya agak mereda.” Balas Dimas
“ya sudahlah.” Ucap Melody dengan lesunya

Karena Melody kehujanan hingga bajunya basah semua, Melody pun merasa kedinginan, Dimas yang mengetahui hal tersebut pun membuka jaketnya, dan memasangkannya di pundak Melody.
“terimakasih kak, tapi apa kakak tidak kedinginan ?.” tanya Melody
“sama-sama Melody, kakak tidak apa-apa kok, kamu itu lebih membutuhkan dari pada kakak.” Balas Dimas
“emm,, terimakasih kak.” Ucap Melody dengan wajah yang senang
“ya sama-sama.” Balas Dimas

Sudah hampir 2 jam mereka meneduh, tapi hujan juga tidak mereda. Akhirnya mau tidak mau mereka harus menunggu sampai hujan itu mereda.
“aduh nih hujan kok berhenti-henti ya, padahal aku ingin pulang.” Ucap Melody dengan kesalnya
“sudahlah Melody, kamu sabar ya, paling juga hujannya sebentar lagi mereda.” Sahut Dimas
“ya kak, aku akan coba untuk menunggu sampai hujannya mereda.” Balas Melody

Setelah mereka menunggu kurang lebihnya 4 jam, akhirnya hujan pun mereda dan mereka melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang.
***

Setelah sampai dirumah Melody, Melody pun turun dari motor milik Dimas dan berterimakasih kepada Dimas karena sudah mengantarkannya sampai kerumah.
“terimakasih ya kak, sudah mengantarkan aku sampai rumah.” Ucap Melody dengan tersenyum kepada Dimas
“sama-sama Melody, ya sudah kakak pulang dulu ya.” Balas Dimas
“tidak mampir dulu kak ?.” tawar Melody
“tidak usah, lagian juga ini kan sudah malam.” Balas Dimas
“ya sudah, hati-hati ya kak.” Ucap Melody
“ya Melody, kakak pulang dulu ya.” Ucap Dimas
“ya kak.” Balas Melody

Setelah itu, Melody pun memasuki rumahnya, kemudian ia mandi, berganti pakaian dan tidur.

Lain halnya dengan Dimas, setelah ia sampai rumah, kemudian ia mandi, berganti pakaian dan tiduran sambil memikirkan kekasihnya itu.
“semoga saja aku dan kamu akan bersama selamanya ya Melody.” Ucap Dimas
Setelah itu, Rio pun tertidur hingga pagi.
***

Kring...Kring...Kring
Suara alarm milik Melody pun berbunyi menandakan bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 05.00. Tetapi Melody juga tidak bangun. Ibunya yang sudah bangun tidak mendengar anaknya bangun, lalu Ibunya pun menghampiri kamar Melody untuk membangunkan Melody. Setelah sampai di kamar Melody, Ibunya mengetok-ngetok pintu kamar Melody tapi tidak ada jawaban, Ibunya pun menjadi khawatir dengan keadaan Melody.
“tok..tok..tok.. Melody bangun nak, sudah hampir siang apa kamu ingin terlambat ke sekolah ?.” tanya Ibu Melody
“.....”
“nak, buka nak pintunya, Ibu ingin masuk.” Ucap Ibu Melody dengan wajah yang sangat khawatir
“.....”

Akhirnya dengan terpaksa, Ibunya pun membuka pintu yang ternyata tidak terkunci.
“nak, kamu kenapa nak ?.” tanya Ibu Melody
“emmm ..”
“badan kamu panas sekali, Ibu panggilkan dokter ya ?.” tanya Ibu Melody
“emm,, tidak usah Bu, aku baik-baik saja kok.” Balas Melody
“baik bagaimana, badan kamu tuh panas sekali.” Sahut Ibu Melody dengan wajah yang sangat amat khawatir
“tidak apa-apa kok Bu, mungkin dengan istirahat, kondisi Melody akan membaik.” Ucap Melody
“ya sudah, Ibu ambilkan komperan untuk kamu ya, dan Ibu mau menelpon pihak sekolah bahwa kamu tidak masuk sekolah untuk hari ini.” Ucap Ibu Melody
“ya Bu.” Balas Melody
Setelah itu, Ibunya pun turun kebawah untuk mengambil kompresan untuk anaknya itu dan menelpon pihak sekolah bahwa anaknya itu tidak masuk sekolah untuk hari ini.
***

Dimas, kekasih sekaligus kakak kelas Melody yang sudah sampai di sekolah terlebih dahulu pun mencari kekasihnya itu ke kelas.Setelah sampai di kelas Melody, Dimas pun mencari Melody, tapi Dimas tidak melihat Melody. Akhirnya Dimas pun menanyakan kepada 2 orang sahabat Melody.
“hei, Sonya, Melody kemana ya kok belum datang ?.” tanya Dimas
“tadi kata Wali kelas aku sih katanya Melody sakit, jadi Melody tidak masuk hari ini.” Balas Sonya
“sakit ? apa mungkin gara-gara kemarin dia kehujanan ya ?.” ucap Dimas
“memangnya kemarin kakak dan Melody kehujanan ya ?.” tanya Allisa
“ya kemarin saat perjalanan pulang, tiba-tiba saja hujan deras, dan baju Melody basah semua, karena aku takut Melody sakit, aku kasih saja jaketku untuknya.” Balas Dimas
“emm, ya sudah, bagaimana kalau nanti pulang sekolah kita menjenguk Melody ke rumahnya ?.” tawar Allisa
“ide yang bagus tuh Allisa, ya sudah pulang sekolah nanti kita ke rumah Melody.” Ucap Sonya
“tapi aku pakai motor, kalian tidak apa-apa kan ?.” tanya Dimas
“tidak apa-apa kok kak, kami bisa naik angkutan umum kok.” Balas Sonya
“emm, ya sudah, aku ke kelas dulu ya, bye.” Ucap Dimas
“bye kak.” Balas Allisa dan Sonya
***

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Dimas bersiap-sipa untuk menjenguk kekasihnya itu. Tidak lupa juga dia membeli bunga untuk kekasihnya.
Lain hanya dengan Allisa dan Sonya, sebelum mereka pergi untuk menjenguk Melody, sahabat mereka, mereka pergi membeli buah-buahan untuk Melody.
***

Sesampainya mereka di rumah Melody, mereka memencet bel yang ada di samping pagar rumah Melody.
“Tring..tring..tring.”

Setelah mereka memencet bel, akhirnya Ibu Melody pun keluar dan menghampiri Dimas, Allisa dan Sonya.
“ekh, ada teman-temannya Melody, silahkan masuk nak.” Ucap Ibu Melody
“terimakasih Tante.” Ucap Dimas
***

Sesampainya di kamar Melody, Dimas pun langsung menghampiri Melody, dan meminta maaf kepada Melody, menurut dia karena dialah penyebab Melody sampai sakit seperti ini.
“Melody, maafkan aku ya, gara-gara aku, kamu jadi sakit seperti ini.” Ucap Dimas dengan nada bersalah
“tidak, ini bukan salahmu kak, ini salahku.” Balas Melody
“tidak, ini salah kakak, maukah kamu memaafkan aku Melody ?.” tanya Dimas dengan wajah nada bersalah
“aku sudah memaafkanmu kak, sebelum kakak minta maaf juga aku sudah maafkan kakak.” Balas Melody
“terimakasih Melody, kakak janji akan selalu ada di sampingmu, entah dalam keadaan suka maupun duka.” Ucap Dimas dengan tepatnya
“terimakasih kak.” Ucap Melody
“sama-sama.”balas Dimas
Akhirnya, dimanapun dan dalam keadaan apapun Dimas selalu ada di samping Melody untuk selamanya.

#TAMAT#

PROFIL PENULIS
Nama Lengkap : Himatul Aliah
Kelas : 10 PM2 di SMK NEGERI 48 JAKARTA

Thanks for read my blog

Cerpen Cinta Dalam Hati

 Kisah Singkat tentang Cinta dalam hati

berikut kami share lagi sebuah cerita pendek tentang cinta dalam hati karangan M. Taufiqi Sholehudin.

Jika anda sedang kasmaran, sangat disarankan untuk dibaca.  :)

Oke guys saya share lagi nih cerpen baper, cup cus guys langsung aja

CERPEN CINTA DALAM HATI

Namaku vina karina, Karin sebutan temanku biasa memanggilku. Aku, Via, Nuri dan Septin kami sudah berteman sejak duduk di bangku SMP,dan hari ini adalah hari yang amat aku dan tamanku nanti,karena hari ini pertama aku masuk SMA,Senang rasanya hari ini memasuki masa orientasi untuk hari pertama, seperti biasa di bagi tiap regu kelompok dan aku masuk kalompok suku banyuke ada kakak pendampingnya dia bernama Aldy dia duduk kelas 2 selisih setahun sama aku,kayaknya sih baik si kakak ini tapi agak jutek,tak lupa kamipun satu persatu berkenalan dengan teman kelompok,acara di mulai berbagai permainan kami jalani dan berbagai hukumanpun kami dapatkan,Tapi ini hari sangat menyenangkan bertambah teman,pengalaman tentunya,hari pertama sukses aku jalani,Aku,Via,nuri,dan Septin bargegas untuk pulang kerumah,sampai di rumah kami harus menyiapkan bekal untuk MOS hari esok,keesokan hari kami berempat bergegas berangkat untuk tidak telat karena akan dapat hukuman kalau telat,kamipun sampai juga di sekolah dan langsung apel seperti biasa selanjutnya kegiatan MOS,,,,,,,dan begitu selanjutnya sampai hari terakhir.

Hari pertama aku masuk untuk mengikuti pelajaran,tapi sebelumnya cari kelas dan tempat duduk,kebetulan aku dan via satu kelas jadi tak perlu cari teman buat duduk bareng,bel berbunyi krriiiiiinnnggggg’’’’’’’’’’’’’; kamipun siap untuk mengikuti pelajaran pertama,tapi sebelumnya guruku meminta untuk perkenalan terlebih dahulu,Bagas begitu aku termenung melihat sosok dia yang kalem santun dan lembut bicaranya,ah bodoh aku kan baru lihat dia mungkin cuma perasaanku saja,pelajaranpun di lanjut guruku menerangkn dengan serius,tapi aku gak bias konsent mataku jlalatan bawaannya selalu tertuju pada Bagas,kenapa sih aku gak biasanya kayak gini aneh,Viapun bertanya,,kenapa kamu Rin???jawabku gak apa-apa kok Vi jawabku datar,,,,kamu perhatikan dong gurunya nerangkan nanti kamu gak ngerti lho!!!!! Iya Vi ne udah ku perhatikan,,,,bel udah berbunyi waktunya kami berempat bergegas untuk ke kantin,lagi dan lagi cowok itu muncul,,sambil mendesah!!!! Siapa Rin Tanya Nuri?????sambil keheranan,,,!!!! Siapa lagi kalau bukan si Bagas,,,owww Bagas to jawab Via mendesir,,,udah yuk kita makan keburu bel nanti,,bel bunyi lagi waktunya masuk kelas masing-masing pelajaran selanjutnya di mulai,lagi dan lagi mata dan fikiranku tertuju pada si Bagas,,akupun berusaha mengalihkan fikiranku ke pelajaran tapi tetap gak bisa,,jantungku berdebar cepat dak fikiranku mulai gak tenang dan hilang semua konsent pelajaranku guruku mengakhiri pelajaran dan waktunya untuk pulang,,sampai di halaman sekolah Bagas menghampiri aku,,dan ngobrol banyak ntah apa yang aku obrolin gak terasa udah dekat dari rumah,gak lama Bagaspun pamit pada kami untuk belok ke gang rumahnya sambil berkata:mampir yuk!!! Jawab kami iya terima kasih lain kali aja,,,kami terus berjalan dan akhirnya sampai rumah juga,,hari yang sangat melelahkan bercampur bahagia itu yang aku rasakan perasaan yang aneh dan selalu bertanya-tanya tentang Bagas,kenapa fikiranku selalu memikirkan Bagas sampai malam larut aku tak nyenyak tidur di fikiranku selalu teringat dia tadi saat bicara di depan kelas,mataku tak kuat lagi wktunya tidur dan besok harus bangun pagi,

Suara alarm membangunkanku udah pasti udah pagi,waktunya bangun dan mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah,teriakan suara temanku udah terdengar aku harus pamit pada kedua orang tuaku untuk berangkat sekolah,kamipun berangkat seperti biasa berempat,kami berjalan dan tak kuduga Bagas terlihat berdiri entah nunggu siapa,tak lama Bagas malambaikan tangan pada kami,Dia berkata” aku udah lama nunggu kalian ayo cepat udah agak siang ini”,iya sabar singkat jawab kami.Kamipun berangkat bereng bersama dengan Bagas tak terasa sampai juga di sekolah,tak lama belpun meandering kamipun bersiap menuju kelas untuk mengikuti pelajaran,ada yang aneh dari si Bagas kenapa dia memandangku seperti itu???dalam hatiku bicara,jam pelajaran udah berakhir,dengan perasaan kaget Bagas menghampiri aku untuk mengajakku ke kantin bersama-sama,kamipun bergegas ke kantin untuk makan dengan penuh canda kami ngobrol,gak seperti biasanya perasaanku bahagia banget ntah apa yang aku rasakan aku juga bingung,wknya istirahat udah berakhir sa’atnya pelajaran selanjutnya,Bagas tak henti-hentinya melihat aku di kelas begitu dia seterusnya sampai jam pelajaran habis,pulang sekolah Bagas pulang bersama kami,keesokan harinya Bagas datang kerumah dan mengajakku jalan-jalan tak bisa aku menolak dalam hatiku dan akhirnya aku ngangguk dan berkata iya,kamipun jalan berdua.

Keesokan harinya ada yang tak lengkap di kelasku si bagas tak datang di kelas,,sepulang sekolah kami mampir kerumah Bagas yang kebetulan satu perum untk memastikan kenapa dia sebenarnya,sampai di rumah Bagas tak terlihat siapapun,kamipun memutuskan untuk pulang.

Sampai di rumah perasaanku mulai cemas,fikiranku yang ada hanya Bagas,dan aku selalu bertanya:????kenapa dia”??mulai saat ini aku merasakan perasaan yang amat aneh mungkin ini yang di namakan CINTA tapi aku tak sepenuhnya paham apa itu cinta,yang jelas perasaanku ke bagas beda dengan perasaanku sebelumnya itu yang aku rasakan sekarang.

Sudah 3 hari Bagas tak terlihat,perasaan cemasku gak bisa hilang selalu memikirkan dia dan dia,gak ada kabar yang pasti,aku ingin ngobrol dan bercanda sama Bagas itu yang aku inginkan saaat ini.

Keesokan harinya Bagas datang kesekolah tentunya dengan wajah yang penuh semangat,tak lupa dia selalu menyapaku,”Pagi Karin”??? “Pagi juga Bagas”jawabku singkat,sambil tersenyum.

Udah cukup lama aku dan Bagas selalu bersama-sama,tak ada yang berubah dari seorang Bagas di tetap yang dulu,seorang yang santun,begitupun perasaanku gak berubah sedikitpun dari yang dulu tetap.

Tiga hari lagi aku genap berusia 18 tahun,aku pengen meranyakan hari bahagiaku bersama orang yang aku sayang selain orang tuaku dan adik-adikku,tapi siapa ???”!!! ntahlah pikiranku terlalu berharap banyak untuk itu sedangkan pacar aja gak punya,tapi aku selalu berfikir Bagas bisa menemaniku saat hari bahagiaku nanti tapi itu gak mungkin.

Keesokan hari kudengar kabar yang membuat hatiku terpukul,bahwa hari ini Bagas masuk rumah sakit lagi karena penyakitnya kambuh lagi,dia sudah lama menderita penyakit dalam,hatiku gundah perasaan cemas selalu datang di setiap aku mengingat dia.

Malam hari dan bertepatan dengan hari ultahku aku merayakan kebahagiaan ini bercampur perasaan gundah,dan malam itu juga aku datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Bagas,sesampai di rumah sakit aku melihat Bagas berbaring dengan mata terpejam,tak lama ada seorang ibu menghapiriku di depan jendela,dan bertanya.”??
Ibu : sedang apa adek di situ?
Jawabku : lihat teman sakit.!!
Ibu : siapa??
Jawabku : Bagas .!!
Ibu : Benarkah?
Jawabku : iya,memang kenapa bu??
Ibu : kamu temannya Bagas anak saya??
Jawabku : iya,teman sekelasnya dia.!!
Ibu : kalau gitu silahkan masuk.!!!
Jawabku : terima kasih ibu.bergegas kedalam`````….

Sang ibu pun ngobrol banyak sama aku dan Tanya-tanya tentang aku,tak lama ia mengeluarkan kertas kecil ntah apa itu,tak ku duga ia mengasihkan kertas kecil itu padaku,beliau bilang ini titipan dari Bagas dan ia tak tau persis apa pesannya.

Tak lama ibu pamit untuk keluar sebentar,akupun nunggu Bagas sendirian dan aku mandekati dia ku genggam tangannya seakan ku tak mau kehilangan dia sambil ku berdoa,tak lama ibu datang,gantian aku pamit keluar sebentar kepada ibu,aku duduk sambil merenung tak lama terdengar jeritan dari kamar Bagas di rawat akupun segera masuk kedalam ibu Bagas menangis histeris dan ternyata Bagas tutup usia, akupun larut dalam kesedihan tak mampu ku bendung air mata ini yang terus menetes,ku hanya bisa terdiam melihat kenyataan ini,akupun membaca surat dari Bagas,perlahan ku mulai membaca yang isinya. “hari ini adalah hari bahagiamu yang genap 18 tahun,happy birthday yach,,,,,,Sehat selalu dan selalu di lindungi tuhan YME, Karin,sudah lama kita bersama-sama tapi aku gak berani ngungkapin perasaan ku ke kamu yang sebenarnya aku sayang sama kamu,meskipun aku gak bisa miliki kamu tapi aku selalu sayang kamu dan selalu ingat kamu di sana” tanpa sadar hatiku menjerit dan aku meneteskan air mata yang ternyata Bagas juga sayang sama aku sebaliknya aku ,tapi semua telah berlalu dan hanya kenangan kita.

Ini adalah hari terindahku juga kado terindahku sekaligus hari dukaku,kamu telah kembali,selamat datang kesendirian,selamat datang kesedihan dan selamat jalan “CINTA DALAM HATIKU”.


~~~~~~~~~~~ the end ~~~~~~~~~~



Sekian cerpen cinta dalam hati karya Muhammad Taufiqi Sholehudin (Anggota Satrasia Universitas Kanjuruhan Malang, sedang di jurusan FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia). Semoga ada hikmah yang bisa kita pelajari dari kisah singkat asmara diatas.

Thanks for read my blog